Rumah Sakit Indonesia adalah sebuah Karya Anak Bangsa. Selain dana pembangunan yang murni berasal dari rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, yang sebagian besar adalah kalangan menengah ke bawah, Rumah Sakit ini juga dirancang, didisain, diawasi dan dikerjakan pembangunannya oleh putra-putra bangsa Indonesia. Mereka, para relawan (unpaid volunteers), rela meninggalkan keluarga tercinta, pekerjaan di tanah air, mendedikasikan waktu dan keahlian dalam rangka melakukan Jihad Profesional menunaikan amanah rakyat Indonesia dalam program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina.

Senin, 15 Juni 2015 menjadi salah satu hari yang bersejarah dari rangkaian panjang program pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Pada hari itulah MER-C melalui relawannya di Jalur Gaza telah melakukan Soft Opening RS Indonesia yang pembangunan fisiknya telah selesai dan proses pengadaan alat kesehatannya telah mencapai tahap akhir.

Seiring telah selesainya pembangunan RS Indonesia dan akan rampungnya proses pengadaan alat kesehatan RS Indonesia yang sudah mencapai hampir 90%, MER-C akan segera melakukan serah terima RS Indonesia kepada rakyat Gaza, Palestina. Segala persiapan menuju momentum bersejarah ini tengah dilakukan.

Gaza - Satu persatu alat kesehatan berdatangan di RS Indonesia (RSI). Alat yang baru saja tiba setelah terlambat hampir dua bulan adalah peralatan Fisioterapy dan USG.

"Alamdulillah atas ijin Allah peralatan Fisioterapy dan USG RS Indonesia akhirnya tiba," ungkap Ir. Edy Wahyudi, Site Manager RSI dengan penuh rasa syukur.

Rabu/3 Juni 2015, MER-C Indonesia menggelar konferensi pers untuk memaparkan masalah konflik Myanmar berdasarkan pengalaman MER-C yang telah dua kali melakukan misi kemanusiaan ke lokasi konflik di Rakhine State, Myanmar. Bertempat di kantor pusat MER-C, konferensi pers disampaikan oleh dr. Joserizal Jurnalis, SpOT (Presidium MER-C), didampingi oleh dr. Meaty Fransisca, drs. Ichsan Thalib, dr. Hadiki Habib, SpPD, Ita Muswita dan dr. Citra Haflinda, yang merupakan tim relawan MER-C untuk Myanmar.

Anggota Presidium MER-C, Joserizal Jurnalis menegaskan bahwa memang ada konflik, ada orang yang terbunuh, ada pembakaran, seperti yang terjadi Maluku dulu. Pengungsian juga terjadi dalam permasalahan Rohingya.

Dukung Sosial Media Kami

Langganan Info & Berita MER-C