Gaza, Palestina - Telah kita ketahui bersama konflik yang tengah terjadi di Mesir dengan segala kepahitannya bagi ummat Islam. Hal ini bukan tidak berdampak pada pembangunan RS Indonesia (RSI) di Gaza. Krisis beberapa bahan bangunan seperti semen yang saat ini sangat langka, krisis gas, bensin dan solar yang terlebih dahulu menimpa Gaza, bahkan hampir-hampir beras pun sangat sulit didapat. Inilah yang terjadi hingga saat ini di Jalur Gaza.

Bahan bangunan berupa semen sangatlah vital dalam suatu proyek khususnya pembangunan RSI ini. Masuknya semen dari Mesir sangatlah terbatas melalui jalur normal. Kecil kemungkinan untuk mendapatkannya seperti sebelum-sebelumnya. Bukan hanya dibatasi untuk masuknya semen ke Jalur Gaza, tetapi juga harga dinaikkan berkali lipat. Yang semula harga perton semen sebesar 400 shekel kini menjadi 1000 shekel. Terwongan-terowongan yang biasa warga Jalur Gaza gunakan sebagai wasilah ke dua untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka pun hancur oleh sebab dampak dari konflik Mesir.

Segala usaha dilakukan para relawan RSI agar pembangunan dapat terus berjalan, Alhamdulillah semen bisa didapatkan walaupun tidak sejumlah target normal. Pekerjaan dapat terus berlanjut walaupun agak sedikit tersendat oleh beberapa faktor di atas. Hingga menjelang Ramadhan para relawan tetap fokus pada pekerjaan pembangunan RSI.

Jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan adalah mekanikal elektrikal (ME), pengecatan, pemasangan dinding batu alam (hajar quds), perataan jalan dan halaman RSI, pagar dinding, main entrance dan granolitik.

 

Kegiatan Relawan Kala Ramadhan

Menjelang bulan suci Ramadhan para relawan yang saat ini berjumlah 33 orang berunding mengenai waktu kerja yang akan mereka jalankan. Pada umumnya saat Ramadhan warga Gaza berkerja malam hari setelah shalat tarawih hingga menjelang sahur. Berdasarkan kesepakatan bersama akhirnya diputuskan bahwa waktu kerja para relawan RSI pada bulan Ramadhan ini ialah mulai ba'da shubuh jam 05.00 hingga menjelang Dzuhur jam 12.30 dengan sekali istirahat untuk shalat Dhuha pada jam 09.00 hingga setengah jam ke depan.

Tersisa waktu sekitar 45 menit dari selesainya waktu kerja menjelang Dzuhur, para relawan menggunakannya untuk beristirahat sejenak kemudian mandi untuk persiapan shalat Dzuhur di masjid. Setelah shalat Dzuhur para relawan menggunakan waktu mereka dengan bertadarrus Al-qur'an di masjid dan ada pula yang di RSI. Diantara mereka yang menetap di masjid dari shalat Dzuhur hingga menjelang buka puasa dengan bertadarrus Al-qur'an diselingi dengan istirahat sejenak.

Pada bulan Ramadhan seluruh masjid di Gaza tidak ada jeda waktu setelah adzan Maghrib dan Isya. Iqomah langsung dikumandangkan oleh muadzin setelah adzan. Ini membuat para relawan berangkat ke masjid jauh sebelum waktu adzan Maghrib dikumandangkan dengan membawa bekal bukaan puasa berupa buah wajib bagi mereka setiap harinya, yaitu tiga butir kurma dan buah lainnya yang tersedia seadanya.

Usai menunaikan shalat maghrib para relawan langsung kembali ke RSI untuk makan malam bersama, kemudian setelah makan malam mereka melanjutkan tadarrus hingga shalat Isya.

Tibalah waktunya Sholat Tarawih berjamaah. Sebagian relawan melakukannya dengan safari sholat Tarawih, yaitu berpindah-pindah masjid setiap harinya. Sebagian lain memilih sholat Tarawih berjamaah di Basement RSI yang dimulai sekitar Jam 2 malam waktu Gaza dengan bacaan murotal Al Qur'an 1 juz setiap malamnya yang diimami oleh Reza Adilla Kurniawan, salah satu relawan RSI asal Pesantren Al Fatah yang hafal 30 juz Al Qur'an. Kegiatan ibadah relawan kemudian dilanjutkan dengan sholat witir yang diimami oleh Ust Abdurrahman, yang sudah dua kali bertugas di Gaza untuk RSI. Doa qunut pun dilantunkan para relawan untuk memohon pertolongan Allah agar kembalinya Palestina dan Masjidil Aqsha ke pangkuan kaum muslimin, juga berharap Allah memenangkan kaum muslimin yang tertindas dan terdzolimi di seluruh negeri muslim lainnya.

Kegiatan pembangunan RSI dimulai lagi ketika para relawan selesai melakukan sahur bersama dan sholat Subuh berjamaah. "Alhamdulillah kami tetap terus bersemangat walau setelah Sholat Subuh melanjutkan kembali pekerjaan amal sholih pembangunan RS Indonesia yang kami mulai jam 05.00 pagi sampai dengan jam 12.30 siang nanti," ujar Ir. Edy Wahyudi, Site Manager Pembangunan RSl di Gaza, Palestina.

Dukungan berupa do'a dan lainnya masih sangat diharapkan oleh kami relawan RSI dan harapan kami jangan berhenti berdo'a untuk kelancaran pembangunan RSI demi terjalinnya hubungan silaturahim jangka panjang antara warga Indonesia dan warga Palestina ke depan.

 

Bagi masyarakat Indonesia yang ingin berdonasi untuk Program Pembangunan RS Indonesia di Gaza, Palestina dapat mengirimkan melalui :

BCA, No. Rek. 686.0153.678, a/n. Medical Emergency Rescue Committee

BSM, No. Rek. 700.1352.061, a/n. Medical Emergency Rescue Committee

BNI Syariah, No. Rek. 0811192973, a/n. Medical Emergency Rescue Committee

 

 

RS MER-C di Galela Mulai Pemasangan Atap

 

Galela, Maluku Utara - Sementara program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina terus berjalan diantara blokade Israel dan konflik yang tengah melanda Mesir, begitu juga dengan pembangunan Rumah Sakit di Galela, Maluku Utara. Di wilayah timur Indonesia yang memiliki sejarah kelam akibat konflik ini, bangunan Rumah Sakit yang dilakukan Divisi Konstruksi MER-C juga semakin hari semakin tampak kokoh dan cantik. Hal ini semua dapat terwujud atas pertolongan Allah SWT juga doa serta donasi dari warga lokal, Pemda dan rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Seperti RS Indonesia di Gaza, RS MER-C di Galela dengan luas bangunan 2.800 m2 juga tengah memasuki tahap Arsitektur. Setelah sempat terhenti, namun atas donasi dari masyarakat yang masuk ke rekening donasi amanah RS Galela, pekerjaan pembangunan bisa dimulai kembali. Kali ini fokus pekerjaan adalah pemasangan rangkap atap baja ringan dan atap RS yang berwarna biru. Material rangka baja ringan dan atap semua dipesan dan dibuat di Jakarta. Material tersebut kemudian dikirim menggunakan ekspedisi laut yang perjalanannya memakan waktu selama satu bulan. Alhamdulillah pada akhir Juni 2013, material tiba di Pelabuhan Galela sehingga pekerjaan pemasangan atap bisa mulai dilakukan per awal Juli 2013.

Untuk mengawasi pekerjaan tahap ini, Divisi Konstruksi MER-C menugaskan satu orang relawan Teknis yang sejak awal sudah terlibat dalam proses pembangunan. Pemasangan atap dijadwalkan selama 1 bulan. Dalam awal pekan depan, Ketua Divisi Konstruksi MER-C dan Tim akan berkunjung ke Galela untuk melakukan supervisi pembangunan.

"Awal pekan depan saya dan tim akan berkunjung ke Galela untuk melakukan supervisi pekerjaan atap bangunan RS yang sudah berjalan selama 2 minggu. Setelah Galela, dalam bulan ini juga kami berharap bisa melakukan supervisi pembangunan RS Indonesia di Gaza," tutur Ir. Faried Thalib, Ketua Divisi Konstruksi MER-C.

 

Bagi masyarakat Indonesia yang ingin berdonasi untuk Program Pembangunan RS MER-C di Galela, Maluku Utara dapat mengirimkan melalui :

BNI, Cab. Kramat, No. Rek. 0140600983, a/n. Medical Emergency Rescue Committee

 

Dukung Sosial Media Kami

Langganan Info & Berita MER-C